Kartini masa kini: Siap penuhi kebutuhan konsumen meski bekerja dari rumah
Kartini masa kini tidak lagi hanya mereka yang berperan dalam memajukan pendidikan perempuan, namun juga para perempuan yang berani mengambil langkah untuk keluar dari zona nyaman dan memulai bisnis untuk menggerakkan perekonomian keluarga. Perkenalkan, Monika Diah Pramodho Wardhani atau biasa disapa Monik, pemilik Karin Kukis. Wanita berusia 48 tahun ini memutuskan untuk terjun sebagai pengusaha kue setelah menghabiskan 11 tahun bekerja di dunia perbankan. Sebagai seorang wanita yang tetap ingin mengurus keluarga namun tetap berkarya, Monik akhirnya melabuhkan pilihannya di Industri makanan, yaitu kue.
Karin Kukis mulai dipasarkan pada Desember 2004 dengan menyediakan kue kering saat hari raya. Melihat tingginya minat konsumen, Monik berkomitmen untuk mengembangkan bisnisnya dengan mengikuti kursus di Bogasari Baking Course. Bermodalkan talenta yang telah diasah, Karin Kukis mulai memproduksi dan memasarkan aneka kue seperti kue kering, kue basah, hingga kue ulang tahun. Saat itu, pelanggan Karin Kukis semakin banyak dan omzetnya pun meningkat.
Meningkatnya permintaan kue kering sejalan dengan meningkatnya persaingan bisnis di industri tersebut. Untuk tetap tampil beda dan memiliki keunikan produk, sejak September 2018 Karin Kukis mulai menjual kreasi kukis karakter yang dikemas dalam toples, plastik, hingga custom cookies bouquet. Satu hal yang menjadi keunikan Karin Kukis adalah kepuasan konsumen dalam menuangkan ide mereka dalam cookies bouquet yang dipesan.
15 tahun menggeluti bisnisnya, berbagai tantangan telah dilalui Monik. Saat ia dihadapkan dengan pola berbelanja konsumen yang menginginkan kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam mendapatkan sebuah produk, Monik mengenal program Gapura Digital melalui salah satu tayangan di televisi dan mengikuti kelas tersebut pada 30 September 2018. Pada program ini, Monik belajar untuk membuat konten dan foto menarik untuk dipublikasikan. Di sini juga Monik mengenal fitur Google Bisnisku dan mulai menggunakannya untuk mempromosikan Karin Kukis. Lewat Karin Kukis, Monik juga dapat melihat testimoni konsumen terhadap produknya, sekaligus mendapat masukan dari konsumennya.
Kini, tantangan kembali menghampiri, tidak hanya Karin Kukis, melainkan di Indonesia secara keseluruhan. Ketika masyarakat diminta untuk melakukan berbagai kegiatan di rumah, kegiatan produksi dan penjualan Karin Kukis mengalami penurunan. Selama satu bulan terakhir, produksi Karin Kukis menurun hingga 50%, sementara penjualannya menurun sebesar 60%. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Monik untuk menyediakan kreasi kukis karakter kepada konsumennya dengan dibantu oleh tiga karyawan di bagian produksi dan administrasi.
Selama ini Karin Kukis memang dipasarkan secara online, sehingga Monik tidak perlu beradaptasi lagi dalam memasarkan produk secara online. Namun, untuk menginformasikan pelanggannya bahwa ia tetap melayani pembeli, jam operasional Karin Kukis di Google Bisnisku tetap dicantumkan. Monik juga tetap konsisten membuat konten dan foto menarik untuk dipublikasikan di Google Bisnisku, media sosial, maupun e-commerce yang dikelola. Upaya yang dilakukannya membuahkan hasil dengan tetap adanya pelanggan meski bekerja dari rumah.
“Meski saat ini permintaan kukis karakter menurun, saya tetap optimis bisa memasarkan kue yang saya buat. Terlebih saat ini menjelang bulan Ramadan, biasanya permintaan kue meningkat dan saya akan memanfaatkan momen ini untuk menaikkan penjualan Karin Kukis meski masih berada di masa bekerja dari rumah. Saya yakin rekan-rekan pemilik UKM lainnya juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan, dengan tidak berhenti berusaha dalam mencari strategi yang tepat dalam menggaet konsumen,” ujar Monik.