Tantangan Bisnis Salon, Rias Pengantin dan Kue di Tengah Pandemik COVID-19 selama Ramadan
Sekar Asih Putri Jaya, pemilik Schatz Salon, Rias Pengantin & Cookies
Ramadan tahun ini hadir dengan kondisi yang belum pernah ada di tahun sebelumnya, yaitu adanya fenomena social distancing. Sampai keadaan kembali semula, para UKM harus tetap menjalankan bisnisnya dan menjadi sebuah tantangan baru. Sekar Putri Asih Jaya misalnya, ia memanfaatkan pemasaran dengan menggunakan beberapa alat digital. Mendukung itu, Sekar menghadiri kelas virtual Womenwill. Meskipun tidak dapat menghadiri kelas secara langsung, Sekar tetap mempelajari beberapa strategi baru mengenai media sosial untuk bisnis, mari simak pengalamannya:
Wanita berusia 35 tahun ini memiliki dua jenis bisnis, yaitu SCHATZ Snack & Cookies, bisnis kuliner yang ia bangun sejak tahun 2015, disini Sekar menjual berbagai cemilan kue kering hingga basah. Lalu tahun berikutnya, Sekar mendirikan SCHATZ Salon & Rias Pengantin sebuah salon khusus wanita yang menyediakan aneka perawatan dari ujung rambut hingga kaki, juga tersedia galeri berisi busana pengantin, kebaya wisuda, dan pakaian adat anak yang ia beri nama Berlokasi di Margonda Depok bersama 7 karyawan tetap dan 5 karyawan part time dalam gedung tiga lantai.
Biasanya di bulan puasa, usaha rias pengantinnya mengalami peningkatan omzet hingga 100% karena itu merupakan peak season untuk menikah. Namun seiring fenomena work from home, bisnis tidak semulus di tahun-tahun sebelumnya malah mengalami penurunan drastis.
“Dengan sangat sedih saya harus menutup SCHATZ Salon & Rias Pengantin juga membatalkan beberapa pelayanan rias pengantin sejak pertengahan Maret karena maraknya COVID-19. Masih banyak yang menghubungi di media sosial ingin melakukan treatment, tapi saya mau mendukung pemerintah juga melindungi karyawan dan pelanggan,” ungkap Sekar.
Schatz Salon & Rias Pengantin
Untuk bisnis kuliner juga mendapatkan dampak karena fenomena ini. Omzet SCHATZ Snack & Cookies turut menurun karena orang sudah mulai ketakutan membeli makanan yang diproduksi dan didistribusikan orang lain. Padahal di bulan puasa, biasanya terdapat orderan terbanyak.
Schatz Snack & Cookies
Dengan memiliki dua bisnis, mantan bankir ini semakin sadar bahwa di era digital, promosi offline perlu ditopang juga dengan online yang bahkan jauh lebih berpotensi mendatangkan pelanggan dan pesanan. Lalu Sekar belajar otodidak dengan melakukan promosi berbayar di media sosial, yang ternyata kurang efektif karena memakan biaya yang besar. Ia pun memanfaatkan fitur Google Ads dan Google Bisnisku, hasilnya banyak pelanggan datang karena alamat tertera jelas, juga bisa melihat contoh riasan make up, dekorasi dan busana nikah disana.
Di bulan Maret, Sekar mendapat info mengenai program Womenwill, ia sangat tertarik meski akhirnya kelas dilakukan secara virtual karena Peraturan Pemerintah untuk social distancing. Hanya perlu meluangkan waktu satu jam, ia mendapatkan banyak ilmu mengenai memanfaatkan media sosial untuk bisnis, dan sisanya masih bisa me time sambil tetap menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah. Sekar pun langsung menerapkan ilmu yang didapatnya dari kelas virtual dengan mengubah jam operasional dengan informasi ‘tutup sementara’. Ia juga melakukan hal yang sama dengan menginformasikan ke pelanggan di media sosial.
Informasi Schatz Salon tutup sementara di Google Bisnisku
Untuk mempertahankan bisnisnya menjelang bulan Ramadan ini, Sekar beralih menjual produk untuk perawatan di rumah seperti shampoo, conditioner, serum, lulur, hair spa, cat rambut dan lainnya secara online. Sekar juga menjadi aktif berbagi tips kecantikan di akun media sosial untuk tetap berkabar dengan pelanggan. Sedangkan untuk bisnis kulinernya, Sekar semakin giat berpromosi online, namun dengan standar kebersihan yang ditingkatkan. SCHATZ Snack & Cookies yang biasanya menjual kue lebaran juga menambah berjualan takjil dan jajan pasar di bulan puasa.