Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Dari UMKM hingga startup, program terbaru kami dirancang untuk membantu pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi



Tahun ini, para pelaku UMKM merayakan Hari Nasional UMKM 12 Agustus dengan kondisi yang berbeda. Mari membaca tentang perjuangan tiga pelaku UMKM dari Yogya, Semarang dan Lombok.

Foto jalan Malioboro Yogyakarta

Bertindak cekatan adalah sebuah keharusan bagi pemilik usaha kecil. Sedikit perubahan dalam rencana mereka bisa memberikan dampak besar pada semuanya, dari strategi dan perencanaan hingga produksi dan penjualan. Jadi, bayangkan kemungkinan dampak pandemi global pada sebuah pembuat celemek rumahan di Yogyakarta.

Alita Harsaningtyas mulai membuat celemek pada tahun 2018 setelah melihat banyak kafe dan kedai kopi bermunculan di sekitar desanya di Mladangan, Kabupaten Sleman. Membuka usaha adalah hal yang terjadi secara alami baginya karena dia sudah terbiasa menghabiskan banyak waktu di dapur bersama keluarga, walaupun menurutnya dia tidak jago memasak. “Saya coba mencari apa yang bisa mengoptimalkan potensi saya dan berpikir: ‘Mengapa tidak memanfaatkan kemampuan saya menjahit untuk membuat sesuatu yang berguna?’” 

Dia pun mendirikan Risum, kata dari bahasa Latin yang berarti “senyum,” dan segera mencari cara untuk meningkatkan keterampilannya. Dia mendaftar untuk mengikuti kelas di Gapura Digital, dan menghabiskan beberapa akhir pekan untuk belajar tentang pemasaran digital dan cara mempromosikan usahanya secara online. 

Tentu saja saat itu dia tidak mengira bahwa keterampilan yang dia bangun akan sangat berguna saat virus corona datang dan membuat kehidupan di daerahnya kacau balau. Orang-orang menimbun masker, sementara dia tahu betapa para petugas pemerintahan daerah membutuhkan APD. Pada bulan April, sadar bahwa dia memiliki SDM dan bahan-bahan yang diperlukan, dia memutuskan untuk berganti produk dari celemek menjadi masker. “Melihat situasi yang ada, saya tahu saya harus melakukan sesuatu,” jelas Alita.

Gambar penjelasan tentang produk Risum

Semangat seperti ini dapat ditemukan di seluruh Indonesia, dan kami berkomitmen untuk mendukung usaha-usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang tengah dibuka kembali secara bertahap. Google berfokus pada upaya pemulihan COVID-19 dengan melakukan tiga hal: memperluas dukungan langsung kami bagi usaha kecil, membantu orang mendapatkan keterampilan digital untuk pemulihan ekonomi, dan mendukung program pembangunan kapasitas agar organisasi-organisasi dapat membantu sebanyak mungkin orang.

Dukungan langsung

Kami terus menyediakan kredit iklan bagi usaha kecil di Indonesia sebagai bagian dari komitmen global kami yang lebih luas senilai $340 juta sekaligus membantu mereka agar lebih mudah ditemukan pengguna di Google Search dan Maps —seperti usaha kudapan Bengke Puruik. Arni, pemiliknya, menggunakan Google Bisnisku untuk memberi tahu pelanggannya bahwa dia masih menjual produk secara online, walau toko fisiknya sementara ini tutup. 

Pembekalan keterampilan digital

Pada tahun 2020, meski mengubah sesi pelatihan menjadi online pada bulan Maret, sejauh ini kami berhasil melatih lebih dari 135.000 orang melalui program Grow with Google. Secara total, kami telah melatih 1,6 juta UMKM sejak 2017 sebagai bagian dari komitmen kami untuk melatih 2 juta pemilik usaha Indonesia hingga tahun 2022.

Kami juga mendukung Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (sebagai bagian dari hibah Google.org senilai $3,3 juta untuk Kawasan Asia Tenggara, yang disalurkan melalui Asia Foundation dan ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises), untuk melatih 20.000 anak muda difabel dan anak muda yang kurang beruntung di delapan provinsi. Google.org, lengan filantropi kami, juga memberikan hibah $2,5 juta kepada Youth Business International (YBI) untuk membuat program pelatihan UMKM di 16 negara Asia Pasifik. 

Di Indonesia, YBI bekerja sama dengan YCAB dalam sebuah program pemulihan yang akan mencakup kontak layanan bantuan krisis, panduan yang terfokus, pelatihan dan pendampingan online. YCAB berharap untuk bisa melatih 1.000 perempuan pemilik usaha mikro mengenai literasi finansial dan memberi 50.000 wirausaha akses ke kontak layanan bantuan. 

Pembangunan kapasitas

Google.org mendukung Ashoka Foundation dengan hibah $600.000 untuk membantu lembaga nonprofit di tiga negara, termasuk 12 dari Indonesia, dengan memberikan program pembangunan kapasitas selama 6 bulan untuk membantu mereka mengetahui kebutuhan dan kekurangan yang mendesak di dalam organisasi mereka.

Kami juga telah berpartner dengan Digitaraya, inkubator startup lokal, untuk memberikan pendampingan bagi sejumlah startup terbaik Indonesia. Kami telah mendukung 85 startup dan membantu mereka menciptakan 2.500 lapangan kerja baru sejak 2017.

Yang terakhir, kami juga akan segera memulai Google for Startups Accelerator Southeast Asia yang pertama, sebuah program online tiga bulan bagi startup teknologi di tahap seed hingga series A yang berpotensi tinggi dan berusaha memecahkan tantangan-tantangan di kawasan mereka. Para startup terpilih, termasuk Hacktiv8, Kata.ai, dan Riliv dari Indonesia,  akan mendapatkan pendampingan teknologi dan bisnis, serta koneksi ke tim terkait dari Google dan jaringan partner industrinya. Kami tidak sabar untuk melihat mereka beraksi untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara saat program pelatihan intensif ini dimulai pada bulan September.

Dalam merayakan Hari UMKM Nasional pada tanggal 12 Agustus, kami berkomitmen untuk menambahkan dukungan dalam bentuk baru melalui berbagai alat dan platform kami dan, dalam beberapa bulan mendatang, kami akan meluncurkan lebih banyak inisiatif untuk memajukan inklusi digital serta pemerataan lapangan kerja dan peluang secara lebih luas di seluruh Indonesia.