Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Menjadi Manusia membuka ruang untuk berbagi dan bercerita
Bulan Oktober menjadi bulan yang memiliki arti penting untuk memperingati kesehatan mental (jiwa). Sejak diresmikan pada tahun 1992 oleh World Federation for Mental Health, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan kesehatan mental. Salah satu pejuang kesehatan mental di Indonesia adalah komunitas di kanal Menjadi Manusia. Ambasador YouTube Creators for Change 2020 ini tidak hanya menyuguhkan konten seputar kesehatan mental, tapi juga ingin menjadi wadah untuk “olahraga kesehatan mental”, mengolah rasa melalui cerita dan bercerita.
Menjadi Manusia dan Langkah Awal Mereka
Terbentuknya Menjadi Manusia diawali dari perjalanan hidup salah satu pendiri kanal Menjadi Manusia, Rhaka Ghanisatria, yang didiagnosa memiliki Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD). Pengalaman Rhaka memahami dan menangani ADHD membuat ia sadar bahwa berbagi cerita dan terhubung dengan satu komunitas orang-orang yang berpikiran dan mengalami hal yang sama, dapat membawa manfaat yang luar biasa. Bersama dengan Adam Abednego dan Levina Purnamadewi, mereka tercerahkan untuk berbagi cerita dan membantu khalayak luas, bahkan orang - orang yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum, untuk mulai bercerita, berbagi pengalaman seputar perjuangan mereka menangani atau menjaga kesehatan mental.
“Sejak awal, tujuan kami cuma dua. Yang pertama ingin ketika seseorang punya masalah mereka tidak merasa sendirian. Yang kedua ingin orang Indonesia lebih open minded untuk tidak menghakimi pendapat orang lain. Maka dari itu kami terus mencari cara untuk memberikan skill tambahan untuk orang mengembangkan kesehatan mental mereka, khususnya hal-hal yang tidak pernah diajarkan oleh sekolah, seperti bagaimana bangkit dari kegagalan, bagaimana caranya berdamai dengan patah hati, dan bagaimana caranya mencintai diri sendiri, dsb,” jelas Rhaka.
Pertemuan pertama kali Rhaka, Adam, dan Vinny
saat membentuk Menjadi Manusia
Sumber: Dok pribadi.
Syuting pertama kali dengan seluruh tim Menjadi Manusia
Sumber: Dok pribadi.
Menjadi “Rumah” Bagi Semua
Bagi mereka, menjaga kesehatan mental tidak hanya seputar penyakit mental, tetapi juga lebih sadar akan emosi yang sedang dialami juga dapat mengekspresikan dan mengelola emosi tersebut lebih baik. Terutama bagaimana cara generasi saat ini berpikir, merasakan, dan akan terlihat jelas saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
Namun mereka sadar bahwa memulai pembicaraan seputar kesehatan mental tidaklah mudah, bahkan cenderung tabu - apalagi ketika harus bercerita tentang saat-saat rentan dalam hidup seseorang. Mereka pun mencari cara bagaimana dapat membuat konten positif seputar kesehatan mental, tanpa menggurui. Salah satu cara mereka untuk memulai percakapannya adalah dengan membuka diri dengan cerita pribadi mereka juga membentuk ‘Teman Manusia’, sebuah support group atau komunitas yang mengizinkan orang untuk dengan bebas bercerita dan menemukan sudut pandang untuk masalah yang dihadapi.
“Kita tidak mencari orang untuk bercerita, tapi kita memberikan kebebasan untuk mereka bercerita dengan sendirinya. Kami percaya bahwa bagi seseorang untuk dapat berbagi kisah mereka, mereka perlu untuk berdamai dengan apa yang pernah mereka hadapi atau sedang hadapi. Orang - orang ini tidak hanya telah berdamai, tapi juga berharap bahwa dengan bercerita, orang lain bisa belajar dari apa yang mereka hadapi dan tidak merasa sendirian.” jelas Adam dan Levina.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi tim Menjadi Manusia adalah ide “Surat Untuk”. Sebuah gerakan yang diawali dari ide untuk komunitas Teman Manusia menuliskan surat curahan hati mereka dan akan dibacakan oleh tim Menjadi Manusia.
“Satu episode berjudul ‘Surat untuk diri saya di masa lalu’ dari seorang dengan HIV positif di Solo. Ketika video tersebut tayang, orang tersebut membuka diri untuk dihubungi oleh pengidap HIV lainnya. Dua minggu kemudian tim Menjadi Manusia dikabari bahwa video tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 100 pengidap HIV aktif di seluruh Indonesia. Ini adalah salah satu hasil terbesar dari inisiatif kami dan inilah mengapa kami melakukan hal-hal yang telah kami lakukan dan akan terus kami lakukan.” cerita Rhaka.
Momen syuting Menjadi Manusia
Sumber: Dok pribadi.
“Surat Untuk”, sebuah gerakan menuliskan curahan hati
melalui bersurat dan dibacakan oleh tim Menjadi Manusia
Sumber: Dok pribadi.
“Kami sadar bahwa ketika kita berbagi, kita belajar. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan kanal ini sendiri, membantu kami juga ‘menjadi manusia’. Ketika kami mendengarkan kisah hidup dan perjuangan orang lain, hal ini juga membukakan mata kami akan realita dunia, memberikan perspektif baru, dan menjadikan kita kaya akan makna hidup. Uang dan ketenaran adalah bonus, yang membuat kita terus maju adalah berapa banyak lagi sih orang yang bisa kita bantu, berapa banyak lagi orang yang bisa terbantu dari Menjadi Manusia.” jelas Rhaka, Adam dan Levina ketika ditanya seputar pembelajaran yang mereka dapatkan dari mengembagkan kanal ini.
Menjadi Sebuah Langkah Dalam Mencari Solusi
Dari sekian banyak cerita permasalahan yang dikirimkan, tim Menjadi Manusia melihat bahwa pentingnya dibangun pondasi kesehatan mental yang baik. Mereka mengilustrasikannya seperti sebuah pohon yang terpaku untuk terus menjadi tinggi. “Padahal, ketika semakin tinggi, angin yang berhembus juga semakin kencang. Pohon yang tinggi akan rubuh tanpa akar yang kokoh. Maka dari itu, merawat pikiran, merawat akal, dan mengenal diri lebih baik adalah cara untuk kita menjaga dan memelihara akar jiwa kita agar dapat menjadi pondasi yang kokoh” jelas Levina.
“Jaman sekarang, ketika informasi dapat mudah diakses, banyak dari kita yang cepat mengambil kesimpulan dari apa yang kita sedang alami tanpa berkonsultasi kepada ahlinya. Bahkan, di hasil pencarian di Google juga ada instruksi untuk konsultasi ke profesional. Kami percaya ini adalah sebuah fase yang butuh proses untuk dilewati dan kami tidak ingin menggurui. Kami hanya ingin hadir sebagai teman, yang mau mendengarkan dan menampung cerita anak-anak muda sebagai sebuah langkah untuk membantu mereka mencari solusi permasalahan yang sedang mereka hadapi.” tambah Adam.
Dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia, Menjadi Manusia dan MAIKA mengajak khalayak luas untuk kembali mengenal diri lebih baik agar bisa terus menjaga satu sama lain melalui kampanye #AkarJiwaManusia. Kampanye ini melibatkan pakar, public figure, dan musisi ternama Indonesia. Nantikan peluncuran kampanye ini dan baca selengkapnya di akarjiwa.com atau mengunjungi akun media sosial Menjadi Manusia.
Mari kita berikan jiwa dan raga kita perhatian yang baik dan Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia!