Ikuti Google Trends pengrajin perak asal Bali temukan ide untuk hasilkan desain baru perhiasannya
Pandemi COVID-19 telah berlangsung di Indonesia selama lebih dari satu tahun. Tidak hanya menjadi tantangan dalam kesehatan, pandemi ini juga memberi dampak besar terhadap perekonomian. Pelaku UMKM menjadi salah satu sektor yang menghadapi tantangan untuk bertahan selama masa pandemi berlangsung, termasuk untuk mengalihkan bisnis ke digital agar tetap terhubung dengan konsumen.
Berawal dari hobi membuat kerajinan tangan saat di bangku perkuliahan, Cokorda Istri Julyana Dewi atau akrab disapa Yana bersama sahabatnya mulai membuat usaha kerajinan tangan aksesori bagi perempuan dari bahan kancing baju, manik-manik, rantai, dan lain-lain. Beragam jenis aksesori dibuat seperti cincin, gelang, dan kalung. Meski usaha bersama sahabatnya sempat terhenti karena kesibukan masing-masing, Yana merasa bahwa membuat kerajinan tangan adalah hal yang ia gemari. Pada tahun 2015, Yana memutuskan membangun kembali usaha kerajinan tangan yang ia beri nama Cyn Bali. Berbeda dengan sebelumnya, kini ia berfokus pada aksesori atau perhiasan berbahan dasar perak. Cyn Bali juga memadupadankan perhiasan perak untuk dijadikan ornamen tas kulit.
Berlokasi di Bali yang sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk roda perekonomian, Yana turut merasakan dampak menurunnya jumlah wisatawan selama pandemi. Satu-satunya toko Cyn Bali yang berlokasi di Monkey Forest, Ubud terpaksa tutup sementara. Padahal, sebelum pandemi pelanggannya merupakan wisatawan yang datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Mereka mengetahui usaha peraknya dari Profil Bisnis dan Google Maps.
Tak hanya itu, kesulitan lain yang dialaminya yaitu karena kegiatan atau acara spesial yang seringkali menggunakan aksesori atau perhiasan buatannya berkurang, hal ini berdampak pada pesanan yang juga ikut menurun. Berbekal pengetahuan yang ia dapat dari pelatihan Women Will , Yana kini mengandalkan penjualan produknya secara online baik di marketplace maupun media sosial.
“Google sangat membantu dalam mengembangkan bisnis saya. Sebelum pandemi saya terbantu dengan Profil Bisnis dan Google Maps agar orang dapat dengan mudah mencari lokasi toko saya. Di masa pandemi, saya lebih banyak lagi mencoba memanfaatkan Google Drive agar tetap terhubung dengan tim. Melalui Google Drive, saya bisa membagikan sekaligus mengedit data dan foto-foto dengan tim. Selain itu, saya juga menggunakan Google Sheets untuk memudahkan mengatur stok dan pesanan,” cerita Yana.
Perempuan kelahiran Denpasar 30 tahun lalu ini juga terus melakukan inovasi dan memperbarui pengetahuannya tentang pemasaran, agar Cyn Bali tetap maju meski hanya dipasarkan secara online.
“Saya mencoba untuk tetap berkreasi dengan membuat desain-desain yang lebih simple namun unik dan dalam ukuran yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar harga dari Cyn Bali masih terjangkau dan dapat bersaing. Selain itu saya juga terus mengupdate pengetahuan dan ilmu saya agar bisnis ini tetap bisa bertahan., salah satunya belajar materi-materi yang ada di Google Primer karena dikemas secara singkat dan menjadi mudah dipahami. Saya juga selalu mengikuti tren yang tengah diminati melalui Google Trends,” pungkasnya.