Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Dengan berani memulai, ibu rumah tangga penjual donat di Lombok dan cilok di Magelang ini berhasil tingkatkan perekonomian keluarga



Ibu Huriah dan Ibu Risalatun adalah bukti bagaimana usaha kecil dapat memberi peluang bagi semua orang untuk menggapai hal-hal luar biasa dengan dukungan dan uluran tangan. Cari tahu lebih lanjut tentang kisah inspiratifnya dan beberapa cerita menarik lainnya di acara Grow with Google pada 24 Mei

Google meluncurkan program Small Business Resilience Fund melalui kemitraan dengan Kiva  pada tahun 2020. Dari US$10 juta modal pinjaman yang disediakan saat itu bagi usaha kecil di seluruh Indonesia, tahap pertama sejumlah US$3,5 juta diberikan kepada partner keuangan mikro, KOMIDA. Kooperasi dengan 305 cabang di 13 provinsi ini memiliki spesialisasi dalam pemberian pinjaman hingga 20 juta rupiah kepada perempuan pra-sejahtera di kawasan pedesaan yang ingin memulai usaha sendiri.

KOMIDA telah menyalurkan pinjaman modal kepada pelaku UMKM di 7 provinsi. Huriah dan Risalatun menjadi contoh penerima pinjaman modal dari KOMIDA membagikan kisah inspiratif bagaimana mereka bangkit untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

Merenovasi rumah dari hasil usaha donat

Image 1: thumbnail YouTube cerita ibu Huriah, Image 2: Risalatun, ibu rumah tangga di Magelang
10:25

Huriah, ibu rumah tanggal di Lombok yang berhasil merenovasi rumahnya dengan berjualan donat

Huriah merupakan anggota KOMIDA yang berasal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Awalnya wanita yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal ini mencari mata pencaharian dengan membantu sang kakak membungkus kerupuk dengan penghasilan Rp 25.000 per hari. Namun seiring berjalannya waktu, Huriah memiliki keinginan mendalam untuk mulai memiliki usaha sendiri guna meningkatkan penghasilan yang bisa membantunya merenovasi rumahnya agar bisa menjadi lebih nyaman.

“Kondisi rumah saya atapnya bocor, dindingnya masih memakai anyaman bambu, belum punya rekening listrik sendiri, penghasilan pun pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain ingin membenarkan rumah, saya pun ingin sekali memiliki sebuah kulkas dan sepeda motor untuk membantu jualan” terang Huriah.

Kondisi inilah yang mendorong Huriah untuk berani memulai usahanya sendiri dengan berjualan donat. Setelah mendapatkan kabar bahwa dirinya bisa mengajukan pinjaman tanpa agunan ke KOMIDA, Huriah pun tidak ragu untuk mengajukan pinjaman untuk membeli kebutuhan dasar bahan dagang.

“Selain mendapatkan dana pinjaman, saya juga selalu mendapatkan motivasi agar usaha saya bisa berjalan dengan baik. KOMIDA juga melakukan penyuluhan supaya saya bisa memiliki tabungan” tambah Huriah.

Melalui usaha berjualan donat, tidak disangka Huriah bisa mendapat penghasilan kotor sekitar Rp 300.000 hingga Rp 600.000 dalam sehari. Ia pun selalu berusaha untuk membuat donatnya dengan bahan-bahas berkualitas premium, hal inilah yang membuat para pelanggan menyukai donat buatannya. Selain itu, dengan penghasilan yang kini lebih tinggi, Huriah pun sedikit demi sedikit sudah bisa merenovasi rumahnya seperti memperbaiki atap rumah, dinding rumah yang kini telah memakai tembok bata, memasang listrik, hingga membeli sebuah sepeda motor dan kulkas.

“Saya berterima kasih sekali dengan Google, Kiva, dan KOMIDA yang telah memberikan bantuan modal usaha kepada saya. Usaha saya pun masih berjalan hingga saat ini dan saya bisa memiliki tempat tinggal yang lebih nyaman,” tutup Huriah yang kini tengah merenovasi rumahnya kembali untuk menambah bagian dapur.

Warung Cilok Baraya menjadi upaya Risalatun bangkit dari situasi pandemi

Risalatun, ibu rumah tangga di Magelang

Risalatun, ibu rumah tangga di Magelang yang memanfaatkan penyediaan internet gratis untuk menarik pelanggan ke warungnya

Risalatun seorang perempuan asal Magelang yang menjadi anggota KOMIDA cabang Borobudur sejak Desember 2021. Selama lima tahun terakhir, ia berprofesi sebagai seorang buruh pabrik. Namun, situasi pandemi telah memaksanya untuk kehilangan pekerjaan karena perusahaannya harus melakukan pengurangan jumlah karyawan. Saat itu, Risalatun bingung bagaimana mendapatkan penghasilan karena ia harus tetap memenuhi kebutuhan anaknya bersekolah.

Setelah bertemu dengan perwakilan KOMIDA yang saat itu bertugas dan mendapatkan penjelasan, Risalatun akhirnya memberanikan diri untuk mengambil pinjaman usaha sebesar Rp3.000.000 untuk membuka usaha warung kecil bernama Cilok Baraya. Untuk membuat warungnya berbeda dengan pedagang lain, ia pun memanfaatkan fasilitas internet murah dari desa untuk menyediakan internet gratis bagi para pelanggan warungnya. Risalatun menyadari betapa akses internet saat ini sangat dibutuhkan bagi banyak orang disekitarnya.

“Fasilitas internet gratis ini memang bukan hal yang baru, namun sangat jarang ditemukan di warung sederhana seperti milik saya. Ini sangat bermanfaat bagi para pelanggan saya yang memiliki keterbatasan untuk membeli kuota internet. Mereka tidak hanya memanfaatkannya untuk mencari hiburan, tetapi juga belajar maupun berkomunikasi dengan keluarga. Saya berharap dengan fasilitas internet gratis ini, para pelanggan dapat menjalin silaturahmi,” ungkap Risalatun.

Perlahan tapi pasti, Risalatun kini berhasil bertahan dan bangkit dari dampak pandemi yang menghampirinya. Semua tantangan yang menghampiri dihadapinya dengan sabar dan terus berdoa. Ia sangat berterima kasih terhadap inisiatif pinjaman modal usaha yang terjalin dari Google, Kiva dan KOMIDA yang bisa memberikan kepercayaan baginya untuk mengambil pinjaman usaha yang sangat membantunya mempertahankan perekonomian keluarga  di tengah dampak pandemi.