Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Memasuki era penting penerapan hybrid learning di Indonesia



Memasuki tahun ajaran/semester baru di bulan Juli mendatang, Indonesia akan memulai penerapan sistem pembelajaran hybrid learning di sekolah-sekolah. Implementasi sistem ini akan mengawali proses belajar-mengajar yang kembali dilakukan dari sekolah, dengan sistem pembelajaran online yang masih terus berlanjut.

Walaupun sekolah mulai kembali ke model pembelajaran tatap muka, kemajuan dalam penggunaan teknologi tidak boleh mundur. Hybrid learning adalah masa depan pendidikan. Belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik, tetapi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,” kata Olivia Husli Basrin, Country Lead Google for Education Indonesia, dalam diskusi tentang era edukasi online baru-baru ini.

Guru optimis dengan penerapan hybrid learning

Asep Panji Lesmana (Asep), guru bahasa Sunda di SMAN 2 Kota Depok, Jawa Barat,

Asep Panji Lesmana (Asep), guru bahasa Sunda di SMAN 2 Kota Depok, Jawa Barat, sangat antusias memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Seperti Olivia, ia percaya bahwa integrasi teknologi dalam ekosistem pendidikan akan terus diterapkan bahkan ketika sekolah beralih ke pembelajaran offline.

“Awalnya, tujuan sekolah adalah meminimalkan penggunaan kertas dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan layanan Cloud, kami dapat mendigitalkan proses dan sekarang kami dapat menyimpan data dengan aman dan terlindungi,” jelas Asep yang juga mengikuti Google Master Trainer di awal tahun 2020.

Asep Panji Lesmana (Asep), guru bahasa Sunda di SMAN 2 Kota Depok, Jawa Barat

Dengan mengikuti program Google Master Trainer dan menjadi salah satu duta Rumah Belajar, Asep mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fitur dan aplikasi pendidikan Google. Ia kemudian didorong oleh sekolah untuk melatih rekan-rekannya agar mereka juga dapat menggunakan berbagai perangkat atau aplikasi Google Workspace for Education dalam kegiatan belajar-mengajar.

“Banyak pengajar yang masih belum terbiasa dengan platform atau perangkat pendidikan online, dan hal ini pula yang menjadi tantangan dalam mengubah pola pikir mereka kepada hybrid learning. Namun, produk Google pada umumnya mudah dipahami dan dioperasikan. Pengajar dapat memahaminya dengan cepat dan menggunakannya dalam waktu singkat,” tambahnya.

Siswa masih antusias menggunakan teknologi untuk pembelajaran

thumbnail YouTube Asep untuk mengajar

Bagi banyak siswa, fitur pendidikan online telah membuat pembelajaran lebih menyenangkan, interaktif, dan fleksibel. Siswa sekarang memiliki kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka masing-masing, tanpa khawatir ketinggalan kelas ketika mereka tidak dapat menghadirinya. Sebagai contoh, mereka dapat menonton pelajaran yang telah direkam sebelumnya untuk mengejar ketertinggalan mereka saat belajar.

“Banyak hal kreatif yang bisa dilakukan pengajar dan siswa dengan memanfaatkan platform Google. Selain berkolaborasi dalam tugas melalui Google Docs, Google Slides atau Google Sheets, siswa dapat secara mandiri mencari informasi yang bermanfaat di luar kelas untuk memperluas pengetahuan mereka kapan saja,” jelas Olivia. “Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengajar untuk mendorong siswa merangkul pembelajaran mandiri, terutama saat kita memasuki era hybrid learning.