Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Integrasi teknologi pada SLB dan Sekolah Inklusi bantu siswa berkebutuhan khusus untuk temukan kekuatan dan kemandirian



pelajar SLBN Ciamis

Banyak upaya dan kolaborasi yang dilakukan pemerintah Indonesia maupun pihak swasta untuk mendorong generasi muda siap menghadapi tantangan global. Sejak Desember 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah meluncurkan sebuah domain Belajar.id bagi guru/pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik/siswa untuk mengakses layanan/aplikasi pembelajaran berbasis elektronik. 

Fasilitas Belajar.id pun tidak hanya diperuntukkan bagi pengajar dan siswa sekolah reguler, para pengajar dan siswa Sekolah Luar Biasa maupun Sekolah Inklusi juga mendapatkan fasilitas ini untuk memastikan pengembangan kompetensi yang inklusif bagi semua pihak.

“Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk belajar. Hal ini yang mendorong kita untuk memberikan layanan terbaik kepada siswa dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan yang seluas-luasnya. Kami berharap dan menyadari pentingnya kolaborasi bagi semua pihak termasuk pengembang untuk menciptakan aplikasi atau perangkat yang mudah diakses, edukatif, interaktif, dan menyenangkan bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus,” jelas Afriadi Nugraha Sulaeman, guru penjasorkes di SMAN 2 Ciamis yang sebelumnya telah menjadi pengajar di SLBN Ciamis selama 10 tahun.

Serupa dengan kondisi anak muda pada umumnya yang telah hidup bersama teknologi, rata-rata Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) juga bisa mengaplikasikan perangkat teknologi untuk mendukung produktivitas mereka. Oleh karenanya, integrasi penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran sangat mungkin dilakukan. Bahkan pembiasaan ini bisa mendorong siswa untuk lebih mandiri, memiliki keterampilan terkini, hingga membangun komunikasi yang efektif dengan pengajar.

“Saat ini memang sosialisasi dan pendekatan harus dilakukan secara individu dan konsisten karena tidak bisa digeneralisasi ke semua PDBK. Penting untuk melihat kesiapan belajar, minat, dan profil belajar masing-masing siswa. Namun yang pasti kami siap untuk belajar,” lanjut Afriandi. 

Bagi siswa di kelas 10 SMALB Tunagrahita, SLBN Ciamis, Jawa Barat, saat ini mereka sudah dikenalkan penggunaan Google Classroom untuk mengakses materi pembelajaran, mengomentari unggahan dari pengajar hingga menggunakan Google Meet. Sedangkan siswa Tunanetra bisa memanfaatkan penggunaan akun Belajar.id dalam bentuk Google Sites yang dikoneksikan dengan pengaturan Talkback yang ada pada smartphone.

Simak lebih lanjut diskusi tentang bagaimana penggunaan Belajar.id di SLB dan Sekolah inklusi di sini.