Di Hari Perempuan Internasional, kami merayakan pengusaha wanita hebat dari NTB dan NTT
Dua peserta wanita Go Digital ASEAN dari Indonesia, Emiliana Magdalena Thaal dari Banshee, Nusa Tenggara Timur dan Sunu Asri dari Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menunjukkan semangat wanita Indonesia yang tangguh dan memiliki keinginan kuat untuk terus maju dan meningkatkan keahlian. Mereka menginspirasi bahwa wanita bisa menjadi sosok mandiri dan dapat membantu perekonomian keluarga.
Emiliana Magdalena Thaal dari Banshee, Nusa Tenggara Timur
Setelah mendapatkan gelar sarjananya, Emilia memutuskan untuk berusaha dengan membuka warung makan kecil. Namun, ia kesulitan menarik pelanggan hingga akhirnya mengikuti pelatihan Go Digital dan mempelajari pemasaran digital dan e-commerce.
“Setelah mengikuti program Go Digital, saya meluncurkan toko digital di marketplace online dan mendesain etalase dan produk untuk menarik pelanggan. Selain aktif mempromosikan melalui media sosial, saya juga menggunakan dompet digital untuk merampingkan transaksi dan memperluas layanannya untuk memasukkan top-up pulsa ponsel,” jelas Emilia yang mendapati penghasilannya kini melonjak lebih dari dua kali lipat, dari Rp 200.000 menjadi Rp 500.000 per hari.
Sunu Asri dari Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Di sisi lain, Sunu juga mengalami peningkatan penjualan setelah mengikuti pelatihan. Ia belajar menggunakan alat digital seperti Canva dan Business Profile untuk membuat promosi yang menarik dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
“Sebelumnya, saya hanya bisa menjual 8 sampai 10 gelas salad buah per hari, sekarang bisa menjual maksimal 30 gelas per hari,” jelas Sunu.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, program Go Digital ASEAN telah membantu lebih dari lebih dari 225.778 individu di ASEAN, lebih dari 60% di antaranya adalah perempuan pengusaha kecil. Inisiatif regional senilai USD3,3 juta ini, dipelopori oleh The Asia Foundation dan didukung oleh Komite Koordinasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ASEAN dan didanai oleh Google.org, badan filantropi Google.
Di Indonesia, program ini sudah hadir sejak 2020 dan telah menjangkau lebih dari 400 pelaku UMKM. Lebih dari 80% peserta berasal dari daerah pedesaan dan 74% peserta merupakan pengusaha wanita. Ini menunjukkan bahwa makin banyak wanita Indonesia yang berani memulai usaha dan mengembangkan kemampuan untuk membantu perekonomian keluarga.