Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Hari Kesadaran Aksesibilitas Global mengingatkan pentingnya teknologi untuk pembelajaran inklusif di SLB

visual gedung SLBN 11 Jakarta

Memperingati Hari Kesadaran Aksesibilitas Global, teknologi dan akses digital memainkan peran penting untuk mendukung inovasi guru dalam merancang sistem pengembangan siswa yang adaptif, terutama bagi siswa berkebutuhan khusus. Penggunaan perangkat teknologi yang diintegrasikan dengan baik oleh guru di kelas juga terbukti efektif mengatasi hambatan belajar dan membuka peluang bagi siswa memaksimalkan potensi.  

SLBN 11 Jakarta merupakan sekolah untuk siswa berkebutuhan khusus seperti gangguan pendengaran, disabilitas intelektual, dan autisme, mulai dari jenjang TK hingga SMA. Sejak 2021, sekolah telah aktif menggunakan teknologi untuk pembelajaran, salah satunya dengan memanfaatkan Chromebook untuk membuat pembelajaran jadi lebih personal untuk para siswa.

Darma Kusumah, guru di SLBN 11 Jakarta yang juga seorang Google for Education Certified Educator, menjadi pelopor inisiasi penggunaan Chromebook dan fitur Google untuk menciptakan aktivitas belajar yang kreatif dan menarik. “Siswa berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan yang berbeda dan dipersonalisasi agar dapat terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Contohnya, bagi siswa dengan disabilitas intelektual, mereka menjadi lebih aktif di luar kelas. Menggunakan Chromebook membuat siswa-siswa menjadi lebih tenang dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, mereka juga lebih mudah dibujuk tanpa emosi yang berlebihan,” jelasnya.

metode belajar menggunakan Chromebooks

Siswa di SLBN 11 Jakarta antusias dengan metode belajar yang lebih interaktif

Para siswa juga bisa mendapatkan aktivitas belajar yang lebih interaktif. Fitur voice typing, di Chromebook misalnya, dapat membantu siswa tunarungu untuk meningkatkan pemahaman belajar.  Alat belajar lainnya seperti Google Earth, Classroom, dan Google Slides bisa memvisualisasikan materi pembelajaran yang membuat para siswa menjadi lebih antusias, termotivasi, dan fokus. Bahkan, dengan Google Meet, para siswa bisa belajar untuk mengekspresikan emosi mereka melalui emoji yang ada.

“Chromebook sudah memiliki kemampuan pembacaan layar yang luar biasa, termasuk ChromeVox dan Select-to-speak, serta kompatibel dengan perangkat Braille. Ke depannya, Google menghadirkan beberapa fitur baru untuk meningkatkan aksesibilitas Chromebook dan Google Workspace,” terang Olivia Basrin, Country Lead, Google for Education, Indonesia.

Beberapa fitur terbaru yang akan hadir pada Chromebook diantaranya:

  • Penyesuaian pembesar layar ketika pengguna membaca teks dengan lantang menggunakan Select to Speak. Pembesar layar secara otomatis mengikuti kata-kata tersebut, sehingga pengguna tidak akan kehilangan fokus pada teks yang dituju.
  • Pengaturan ukuran kursor mouse menjadi lebih besar atau kecil sesuai kebutuhan. Ini bisa berguna bagi pengguna dengan gangguan penglihatan.
  • Untuk pengguna yang sensitif terhadap pemicu kejang fotosensitif dan perbedaan kognitif, pengguna bisa mematikan atau mengatur kecepatan kursor teks yang berkedip.
  • Bagi pengguna yang menggunakan keyboard, pembaca layar, perangkat braille, atau pembesar layar, kini dapat memindahkan fokus di dalam daftar file di Drive dengan menekan huruf awal nama file. Menekan huruf yang sama lagi akan menavigasi ke item berikutnya yang dimulai dengan huruf tersebut.

Cari tahu tentang upaya Google dalam menghadirkan aksesibilitas dalam dunia pendidikan di edu.google.com/accessibility.