Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Safety & Security

Safer Internet Lab luncurkan penelitian baru tentang variasi cara penipuan berbasis AI

alt text
Karan Bathia dari Google pada acara dialog te

Safer Internet Lab (SAIL), sebuah inisiatif bersama antara Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Google, meluncurkan penelitian untuk membantu memahami dan memetakan pengalaman publik terhadap gangguan informasi, termasuk di dalamnya dampak deepfake dan penipuan berbasis AI. Melalui penelitian ini SAIL juga menekankan pentingnya platform bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi.

"Munculnya cara-cara baru penipuan online dan penyebaran informasi yang dimanipulasi akan semakin memperkaya pemahaman kita tentang disinformasi dan bagaimana menjaga demokrasi tetap kuat. Ini juga membuka kesempatan lebih luas bagi para akademisi, ahli, profesional, dan pejabat pemerintah dari berbagai bidang untuk bekerja sama," terang Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif CSIS.

Ada beberapa poin pembahasan penting yang bisa ditemukan pada penelitian dari SAIL:

  • Pada tahun Pemilu di Indonesia, kembali muncul operasi pengaruh (influence operations) yang didorong oleh kebiasaan media sosial yang terus berkembang dan eksploitasi celah regulasi serta kesenjangan sosial-teknis.
  • Orang dengan kerentanan yang lebih tinggi terhadap disinformasi cenderung mempertanyakan integritas pemilihan, mereka cenderung memiliki kepercayaan yang lebih rendah terhadap badan penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu), dan cenderung memiliki dukungan yang lebih rendah terhadap demokrasi secara umum. 
  • Kolaborasi yang dibangun di atas transparansi, akuntabilitas, dan penyeimbangan hak untuk meningkatkan koordinasi penting untuk dihadirkan. Hal ini dapat mencegah tumpang tindih dan ketidakselarasan dalam memerangi disinformasi agar lebih efektif dalam menangani masalah disinformasi di Indonesia.

Karan Bhatia, Global Head of Government Affairs & Public Policy, Google juga menekankan komitmen Google untuk melindungi pengguna, termasuk diantaranya berinvestasi dalam perlindungan dan kebijakan canggih yang bertujuan untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi konten berbahaya.

"Ini benar-benar masalah bersama yang membutuhkan solusi bersama. Satu-satunya pendekatan yang berhasil mengatasinya adalah pendekatan ekosistem; menyatukan perusahaan, pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil untuk bekerja bersama," jelasnya. 

SAIL menyadari bahwa disinformasi adalah masalah global dan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mengatasinya. Setelah resmi menjadi bagian Network of Centers, SAIL berharap dapat memperluas jangkauan karya kolektifnya sambil memainkan peran sebagai salah satu "sistem sensorik" di Indonesia untuk isu internet dan masyarakat di seluruh dunia.

Laporan penelitian dapat diunduh melalui https://sail.ink/publications. Saksikan juga penjelasan lebih lanjut tentang penelitian ini melalui YouTube Safer Internet Lab atau langsung melalui https://sail.ink/ytdialogue.