Penerapan AI makin masif. Apa yang dapat dinantikan peritel pada tahun 2025?
Dengan memanfaatkan momentum tahun 2024, ketika banyak peritel bertransisi dari proyek uji coba AI generatif (Gen AI) ke penerapan langsung, pada tahun 2025 kita akan melihat bagaimana teknologi AI dipadukan secara mendalam ke inti operasi bisnis ritel dan kemudian dikembangkan dalam skala besar ke seluruh sistem perusahaan.
Saat ini, peritel sedang menghadapi tantangan bisnis yang ditandai dengan meningkatnya biaya, ketidakstabilan rantai pasokan, tekanan harga, dan tingginya pergantian karyawan. Pada saat yang sama, konsumen menuntut pengalaman berbelanja omnichannel yang semakin personal. AI generatif akan membantu peritel mengatasi tantangan ini, tetapi kesuksesan penerapannya memerlukan pendekatan yang strategis dan menyeluruh di perusahaan, alih-alih penerapan yang terisolasi dan tersebar di berbagai departemen. Mari kita bahas lebih dalam empat tren yang akan membentuk adopsi AI di bidang retail pada tahun 2025:
AI multimodal membuka pemahaman terhadap informasi dan nilai yang lebih dalam
Peritel kini dapat mengakses data yang berlimpah, yang kebanyakannya tidak terstruktur, dan itu termasuk deskripsi, gambar, ulasan pelanggan, dan feed video di toko. Data yang tidak terstruktur ini sering kali kurang dimanfaatkan oleh sistem AI yang ada. Dengan kemampuan untuk menganalisis berbagai jenis data secara bersamaan, AI multimodal akan membuka informasi baru bagi para peritel.
Sebagai contoh, AI multimodal dapat mengoptimalkan pengelolaan inventaris dengan menganalisis pola penjualan serta komunikasi dengan pemasok dan masukan dari pelanggan. AI juga dapat meningkatkan upaya pemasaran dengan mengaitkan tren visual pada gambar produk dengan perilaku pembelian. Kemampuan ini memberdayakan peritel untuk mengekstrak informasi yang bisa ditindaklanjuti dari data serta mendorong efisiensi dan pada akhirnya akan memengaruhi laba bersih yang diperoleh.
Penelusuran yang intuitif mentransformasi penemuan dan personalisasi produk
Kemampuan penelusuran intuitif yang didukung AI generatif akan mentransformasi cara pelanggan menemukan produk, baik secara online maupun di toko fisik. Bisnis yang sudah lebih dulu mengadopsi AI seperti Central Retail telah meluncurkan antarmuka penelusuran percakapan generasi berikutnya yang meniru interaksi manusia secara alami, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menemukan produk yang dicari dan mendapatkan rekomendasi produk pelengkap.
Pada tahun 2025, pembelanja online dapat menjelaskan produk yang mereka inginkan dalam bahasa alami dan menerima saran yang sangat relevan. Di toko fisik tradisional, digitalisasi pengalaman berbelanja yang didorong oleh AI akan memandu pelanggan via kios interaktif atau aplikasi smartphone, yang secara praktis menggabungkan saluran penjualan online dan offline. Pramuniaga toko juga dapat memanfaatkan penelusuran intuitif untuk memberikan informasi produk yang terperinci kepada pelanggan, sehingga memudahkan pengambilan keputusan pembelian yang matang. Pendekatan yang bersifat omnichannel ini akan memastikan pengalaman yang konsisten dan personal di semua titik kontak.
Agen AI percakapan mendorong pertumbuhan perdagangan
Perdagangan berbasis percakapan (conversational commerce) akan mengalami kemajuan signifikan pada tahun 2025, berkat dukungan agen AI yang memungkinkan peritel untuk berinteraksi dengan pelanggan melalui cara baru dan bermakna. Agen ini akan berfungsi sebagai brand ambassador digital, membantu proses pembelian, menjawab pertanyaan, dan bahkan menawarkan rekomendasi gaya atau produk.
Dalam lingkungan serbacepat seperti layanan drive-thru, AI percakapan akan meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Restoran cepat saji, misalnya, dapat menggunakan agen AI untuk menerima pesanan dengan akurasi yang lebih tinggi dan meningkatkan penjualan berdasarkan preferensi pelanggan. Sistem ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan tetapi juga membuka peluang pertumbuhan pendapatan baru.
AI meningkatkan moderasi konten dan keamanan
Peritel akan semakin memanfaatkan AI untuk memastikan keamanan dan menjaga integritas brand. Salah area fokusnya adalah moderasi konten. Misalnya, perusahaan akan menggunakan AI untuk menerapkan filter keamanan yang memeriksa gambar produk, dan mendeteksi serta memblokir konten yang tidak pantas atau tidak sesuai bahkan sebelum sampai ke konsumen. Mekanisme kontrol kualitas yang bersifat proaktif ini memastikan kepatuhan dan menumbuhkan kepercayaan pelanggan.
Selain moderasi konten, AI juga akan berperan penting dalam pencegahan pencurian, deteksi penipuan, dan keselamatan di tempat kerja. Peritel dapat memanfaatkan kemampuan pengawasan dan analitik yang didukung AI, seperti solusi yang dikembangkan oleh perusahaan startup asal Singapura, Lytehouse, untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan secara real-time, sehingga menciptakan lingkungan kerja dan belanja yang lebih aman.
Pentingnya data untuk keberhasilan AI
Penerapan AI generatif dalam skala besar bergantung pada kemampuan peritel untuk memanfaatkan dan menggunakan data secara efektif. Platform data yang tangguh, didukung oleh alat analitik dan business intelligence yang canggih, sangatlah penting untuk membuka potensi AI sepenuhnya. Perusahaan yang memprioritaskan integrasi dan aksesibilitas data akan berada pada posisi yang lebih baik untuk beradaptasi dengan permintaan pasar dan mencapai kemajuan yang pesat.
Pada tahun 2025, yang akan menjadi pemimpin di bidang ritel adalah mereka yang dapat memanfaatkan AI untuk menghasilkan nilai di seluruh perusahaan. Dengan berfokus pada solusi yang dapat diskalakan, memberdayakan karyawan dengan perangkat AI, dan mengatasi tantangan bisnis utama, mereka dapat memimpin industri ke era pertumbuhan dan inovasi baru.