Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Tiga organisasi lokal terima dana hibah 650 ribu USD untuk atasi perubahan iklim yang dihadapi Indonesia

Foto petani sedang memegang hasil panen

Tiga organisasi dari Indonesia terpilih untuk menerima dana hibah sebesar 650.000 USD dari APAC Sustainability Seed Fund 2.0, yang didirikan oleh Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan didukung oleh Google.org - lembaga filantropi Google - dan Asian Development Bank. Organisasi-organisasi ini dipilih karena menawarkan solusi untuk mengatasi perubahan iklim.

Logo organisasi YEU, Gringgo Indonesia, dan Pantau Gambut

YAKKUM Emergency Unit (YEU) menciptakan model kemitraan kolaboratif dimana sistem irigasi air yang dipimpin secara lokal akan menggunakan teknologi kabut pintar untuk meningkatkan akses terhadap sumber daya air secara lebih efisien. Hal ini bisa menghemat waktu dan upaya petani dalam mengairi lahan pertanian serta meningkatkan ketahanan komunitas selama kekeringan.

Gringgo Indonesia Foundation dan Perkumpulan Jaringan Pantau Gambut memanfaatkan teknologi AI untuk menghadirkan platform yang solutif dan efektif.

“Kawasan Asia-Pasifik sangat rentan terhadap dampak bencana perubahan iklim. Untungnya, ada banyak organisasi, investor sosial, dan peneliti yang berkolaborasi memanfaatkan teknologi seperti AI untuk mengembangkan solusi inovatif,” jelas Andrew Ure, Managing Director, Government Affairs and Public Policy, Southeast Asia, Google.

Gringgo Indonesia Foundation menyebarkan unit pengolahan limbah inovatif dan mengoptimalkan pengumpulan limbah untuk mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir dan polusi lingkungan. Hal ini akan menghasilkan produk sampingan yang berharga dan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan penciptaan lapangan kerja.

“Program ini diharapkan bisa menjadi solusi berkepanjangan untuk memperbaiki sistem persampahan dan mengembangkan solusi energi alternatif yang bisa bagi industri kecil dan menengah untuk pengurangan polusi dan limbah di Indonesia,” terang Febriadi Pratama, ketua yayasan.

Foto petugas sedang berada di tengah lahan gambut

Pantau Gambut mengukur tinggi muka air di Kalimantan Barat

Pantau Gambut memiliki tujuan untuk merevolusi pemantauan gambut dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dengan menghadirkan visualisasi data yang canggih dan alat berbasis AI. Inovasi ini diharapkan akan mengurangi frekuensi dan keparahan kebakaran gambut yang tidak terkendali, juga membantu melindungi ekosistem gambut yang vital.

“Pendanaan ini membuka peluang baru bagi Pantau Gambut dalam upaya penyelamatan gambut di Indonesia. Tujuan kami adalah membuat aksesibilitas data menjadi lebih terbuka kepada komunitas lokal, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan kunci,” ujar Iola Abas, Koordinator Nasional.