Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Yayasan Gringgo telah lulus dari Google AI Impact Challenge



Perwakilan Gringgo bersama Sundar Pichai, CEO Google pada acara 2020 Graduation ceremony Video: Tentang Gringgo"

Febriadi Pratama Putra dari Gringgo berdiri di sebelah Sundar Pichai, CEO Google pada  acara 2020 Graduation ceremony di San Francisco, USA.

Gringgo Trash Tech atasi problem sampah dunia dengan solusi teknologi untuk memberdayakan para pengumpul sampah yang bekerja di garis depan. Salah satu solusi bagi masalah plastik lautan ada di darat. Terdapat lebih dari 1 juta pekerja sampah independen di Indonesia. Pekerjaan yang mereka lakukan luar biasa berat dan dilakukan dengan sumber daya dan koordinasi terbatas. Akibatnya, hanya sekitar 50% sampah rumah tangga dan komersial di Indonesia yang berhasil dikumpulkan, sisanya kemudian dibakar atau dibuang ke sungai, dan pada akhirnya masuk ke laut.

Olivier Pouillon dan tim di Gringgo (Green-go) Trash Tech sedang menjalankan misi untuk memberdayakan para pekerja sampah hebat yang bekerja di garis depan setiap hari. Melalui sebuah aplikasi yang diberdayakan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), pengumpul sampah sekarang memiliki akses ke peta pelanggan untuk memastikan bahwa sampah terkumpul, kemampuan untuk berkomunikasi dan memungut bayaran dari pelanggan mereka, dan kemampuan untuk mengidentifikasi semua jenis sampah dan nilai daur ulangnya. Semua ini menciptakan efisiensi dalam pengumpulan dan daur ulang sampah, dan keuntungan ekonomi bagi para pekerja tersebut. 

Gringgo Trash Tech adalah penerima hibah dari AI Impact Challenge yang diadakan Google.org dan mendapatkan pendanaan serta pembinaan dari pakar AI untuk tumbuh dan mengatasi masalah ini dengan lebih cepat. Kami duduk bersama Olivier, pendiri Gringgo, untuk belajar lebih lanjut tentang sampah di Indonesia dan bagaimana teknologi membantu mengatasi masalah ini melalui cara yang lima tahun lalu mustahil dilakukan.

Tentang Gringgo
10:25

Apa maksud Anda ketika mengatakan “solusi bagi plastik lautan ada di darat?” 

Kita semua pasti tahu tentang “masalah plastik lautan”. Kita sudah melihat gambar mengerikan dari pulau plastik raksasa dan dampak yang ditimbulkannya terhadap ekosistem alami. Sebagian besar uang dan perhatian media dihabiskan untuk proyek yang menawarkan solusi untuk membersihkan laut, dan walaupun penting, solusi ini baru mengatasi gejalanya. Untuk mengatasi masalahnya, Anda harus pergi ke sumbernya, yang berada di darat. Coba pikirkan itu dari sudut pandang ini: kalau bak mandi Anda banjir, Anda bisa mengepel lantai, tetapi lebih efektif kalau kerannya ditutup. Ini yang sedang kami usahakan.

Apa yang tidak beres dengan sistem sampah? 

Tidak seperti di berbagai tempat seperti AS atau Uni Eropa, sistem manajemen sampah di Indonesia tidak diatur oleh suatu badan atau organisasi pusat. Satu juta pekerja sampah di sini beroperasi secara independen dan dengan sumber daya terbatas. Akibatnya, hanya 50 persen sampah di Indonesia yang terkumpul, sisanya dibakar, dibuang di tanah kosong, atau dilempar ke sungai atau kanal.

Jika masalah ini ada di seluruh Indonesia dan lebih luas lagi, mengapa hanya fokus di Bali?

Bali sebetulnya merupakan salah satu wilayah perkotaan dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, dan ini mewakili sangat banyak kota di negara ini. Bali adalah destinasi pariwisata terkenal dan pemerintah Indonesia ingin membuat ulang 10 “Bali” yang baru di seluruh penjuru negeri. Jika Bali mengalami kesulitan mengelola masalah ini, maka kota yang lain juga akan mengikuti. Sangat penting untuk mengatasi masalah ini di Bali agar seluruh masyarakat di Indonesia dapat belajar dan mengadopsi sistem sampah yang lebih baik. 

Ini adalah masalah besar. Bagaimana teknologi dapat membantu?

Yang kurang adalah data dan informasi. Dengan aplikasi Gringgo, pekerja sampah akan mendapatkan peta yang menunjukkan lokasi pelanggan dan di mana sampah perlu dikumpulkan. Mereka akan bisa mendapatkan pembayaran otomatis dari rumah tangga yang sampahnya mereka kumpulkan, dan AI akan mengidentifikasi jenis sampah, bagaimana sampah itu harus disortir, apa yang bisa didaur ulang, dan nilai dari sampah tersebut. 

Bagaimana teknologi AI bekerja? 

AI dapat melakukan pengenalan gambar, yang berarti ia bisa mengidentifikasi item dalam sebuah foto. Proyek kami dengan Google.org berfokus pada identifikasi apa yang ada dalam sampah, dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang perlu disesuaikan. Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda cukup mengarahkan aplikasi ini dan dia akan mengidentifikasi jenis sampah, apakah sampah itu dapat didaur ulang, dan berapa nilainya. 

Bagaimana AI Impact Challenge membantu?

Dengan hibah kami memiliki lebih banyak pendanaan untuk mengembangkan tim dan upaya kami, dan ini sangat penting. Selain itu, akses ke semua pakar AI dan mentor di Google memungkinkan kami untuk melakukan lebih banyak pengembangan teknologi dalam beberapa bulan terakhir ini dibandingkan sebelumnya.

Melalui hibah kami bisa bekerja dengan pelajar di Indonesia untuk membantu kami membangun kumpulan data dan mengumpulkan informasi sampah. Mereka menggunakan teknologi Google Cloud seperti Auto ML, mempelajari keahlian kritis dan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang manajemen sampah di lingkungan mereka, masalah plastik lautan, dan bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari solusi. 

Apa saja langkah Anda berikutnya? 

Saat ini kami sedang berfokus melakukan segalanya dari sisi teknologi, membuat model AI kami bekerja dengan baik, sehingga aplikasi kami bekerja dengan lancar untuk pengumpul sampah dan pelanggan. Kami juga berfokus pada bagaimana membuat rumah tangga dan pengumpul sampah menggunakan aplikasi ini, kami sangat ingin mengajari orang banyak tentang cara kerja aplikasi ini.  

Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu?

Kami telah memasuki sektor yang sama sekali baru bagi rata-rata investor. Kapitalis bisnis konvensional menyukai apa yang kami lakukan, tetapi mereka tidak tertarik dengan sampah, karena kami mungkin tidak akan memberi mereka keuntungan yang mereka inginkan.

Inovasi sedang terjadi di berbagai negara seperti Indonesia, dan ketika kami menjelaskan problem ini kepada banyak orang dan bagaimana kami merencanakan untuk memecahkannya, kami akan menemukan penyandang dana yang akan membantu kami karena mereka mamahami betapa pentingnya pekerjaan kami dan peluang nyata yang ada. Jika Anda tertarik, silakan hubungi kami.