Hari Pendidikan Nasional: Guru di Depok menggunakan teknologi untuk mengajar Seni Rupa dari rumah
“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah,” itulah kutipan terkenal dari tokoh pelopor pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, berbeda dengan tahun ini. Para guru harus melakukan metode pembelajaran baru, dengan memanfaatkan teknologi. Namun, ini bukanlah hal baru bagi Irma Nurul Fatimah, guru seni rupa di SMP Lazuardi Al-Falah GIS, Depok, anggota Google Educator Group (GEG) dan juga penulis tiga buku tentang seni rupa ini.
Irma Nurul Fatimah
Wanita berusia 39 tahun ini telah berpengalaman mengajar selama tujuh tahun, dan biasanya ia mengajar hingga 51 siswa setiap harinya. Awalnya, Irma merasa tidak percaya diri mengajar karena suaranya pelan, selain itu Irma juga bukan lulusan pendidikan, melainkan Sarjana Teknik. Selain itu, tantangan lain yang Irma hadapi adalah bagaimana membuat muridnya yang tergolong remaja untuk tertarik dengan materi dan mau mengeksplorasinya lebih dalam.
Sejak pertengahan Maret, proses belajar-mengajar di SMP Lazuardi Al-Falah GIS telah sepenuhnya dilakukan di rumah. Suasana pembelajaran dibuat tidak kaku, dengan durasi dari pukul 08.00 hingga 11.30 siang, diantaranya diberi jeda 30 menit sehingga murid punya waktu mengerjakan projek. Dikarenakan seni rupa adalah ilmu yang memerlukan banyak visual, Irma perlu memaksimalkan teknologi agar para muridnya bisa tetap menerima ilmu sebaik mengajar tatap muka langsung.
Irma bersama para pengajar dan murid SMP Lazuardi Al-Falah GIS.
Situs Mengajar dari Rumah sangat berguna bagi proses mengajar lulusan Teknik Arsitektur ITS ini. Dengan banyaknya informasi mengenai apa saja teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengajar dari rumah, Irma pun memilih aplikasi yang paling sesuai untuk mata pelajaran seni rupa. Biasanya Irma mengirimkan video tutorial menggunakan Google Classroom , atau praktik bersama melalui Google Meet.
Untungnya, proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sudah diterapkan sejak tahun 2017 di SMP Lazuardi Al-Falah GIS. Tidak hanya murid yang di training untuk memanfaatkan produk Google, tapi juga orang tua murid. Jadi sebelum adanya peraturan belajar dari rumah, para siswa sudah biasa mengirimkan tugas menggunakan Google Classroom, dan video conference di Google Meet. Begitu juga para orang tua yang terbiasa mendapatkan laporan nilai anaknya melalui fitur report to guardian di Google Classroom. Menurutnya, langkah ini sangat efektif karena saya bisa memantau penugasan sekaligus berkomunikasi langsung dalam satu wadah yang sama.
Proses belajar melalui Google Classroom.
Komitmen Irma untuk terus mencerdaskan penerus bangsa diperdalam dengan tidak hanya mengajar di institusi, tapi juga memutuskan tergabung dalam Indonesia Edu Webinars, disini Irma melakukan webinar secara online dan gratis untuk membantu guru dan orang tua menerapkan strategi pembelajaran jarak jauh melalui G Suite for Education, Irma juga tergabung dalam Google Educator Group - Asia Pasific.
Poster Irma saat mengisi kelas Indonesia Edu Webinars.