“Indonesia Maju HackFest” hasilkan aplikasi yang membantu masyarakat bekerja aman di masa pandemi
Komunitas Flutter Indonesia, berkolaborasi dengan Google Developers, telah menyelenggarakan hackathon online bersama dengan komunitas developer di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari dan mengajak developer terbaik serta innovator dari seluruh Indonesia untuk menggunakan teknologi Flutter yang merupakan teknologi open-source dari Google dan membangun solusi yang berdampak positif.
Kompetisi yang dinamai Indonesia Maju HackFest 2020 ini mengusung tema tentang pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Perlombaan telah diselenggarakan sejak 1-23 Agustus 2020, diikuti oleh 352 partisipan.
“Di masa pandemi seperti sekarang, banyak sekali dibutuhkan ide inovatif untuk membantu Indonesia keluar dari permasalahan serta mengubah keterbatasan menjadi peluang baru. Melalui Indonesia Maju Hackfest, kami mendorong komunitas developer untuk terus berkarya dan merintis solusi teknologi secara efektif sekaligus praktikal,” ungkap Danny Ardianto, Government Affairs and Public Policy Manager, Google.
Pada Sabtu lalu tanggal 6 September, telah diumumkan 3 pemenang:
Juara 1: Stay Safe Aplikasi untuk mempermudah pedagang keliling mencari tempat berjualan yang aman dan menghindari zona merah Covid-19. Aplikasi ini juga dapat memudahkan pembeli mencari pedagang keliling di kawasan yang aman.
Juara 2: Kerjakan App Aplikasi untuk menghubungkan pencari kerja di bidang Pariwisata dan layanan Perhotelan, yang paling berdampak di era pandemi.
Juara 3: Covictory AR Aplikasi augmented reality untuk memberi peringatan secara real-time bagi masyarakat ketika berada di lokasi zona merah Covid-19.
Sesi diskusi panel bersama Google, Kemenparekraf, dan Paragon
Pada acara ini juga terdapat sesi diskusi panel bersama Josua Simanjuntak, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bersama Salman Subakat, CEO Paragon.Dengan tema diskusi mengenai, ekosistem teknologi di Indonesia: perubahan apa yang akan terjadi, dan bagaimana pengembang mempersiapkan diri untuk menyambut perubahan tersebut?
Josua Simanjuntak, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas
“Saat ini, dunia sedang mengalami fase transformasi ke digital shifting atau perilaku daya hidup digital karena pandemi. Memasuki era “virtual century” di mana bekerja secara virtual adalah hal yang lumrah, belajar melalui virtual menjadi kebiasaan, pasar digital menjadi pilihan utama, digital experience juga di rasakan pada konser musik, menonton film, dan bersosialisasi. Justru ini menjadi saat yang tepat untuk para ads developer berperan penting untuk mendigitalkan 56 juta potensi UMKM yang belum terdigitalisasi. Karena usaha-usaha harus segera bertransformasi, transform or die,” ungkap Josua Simanjuntak, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Bagi teman-teman developer yang ingin berkarya, jangan hanya fokus ke perusahaan digital, karena sebenarnya teknologi digital sudah merambah ke seluruh sektor.
Contohnya, Paragon sebagai perusahaan kecantikan juga turut mengandalkan inovasi dan teknologi, sebagai hal yang sangat penting dalam membangun perusahaan. Biasanya di industri lain jika ingin membuat sesuatu harus menunggu adanya pasar, supplier dan itu membutuhkan waktu bertahun-tahun. Tapi developer, jika sudah ada ide bisa langsung diwujudkan menjadi prototipe yang bermanfaat,” tambah Salman Subakat, CEO Paragon.
Bila Anda tertarik untuk mengikuti kegiatan komunitas developer, silahkan cek @GoogleDevsID untuk mengikuti kegiatan kami selanjutnya.