Mendukung The Asia Foundation melalui pendanaan sebesar USD$1 juta untuk memberdayakan perempuan pengelola sumber daya hutan Indonesia
Oleh Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia
Meskipun selama puluhan tahun bekerja untuk mencapai kesetaraan gender, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di bidang pendidikan, pendapatan, dan peluang ekonomi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tetap ada. Baru-baru ini, wabah COVID-19 telah secara signifikan menghambat upaya ini. Untuk mengatasi hal ini, lembaga filantropi kami, Google.org, mengumumkan peluncuran global Impact Challenge pada Maret 2021 dengan menghibahkan pendanaan senilai $25 juta, bagi organisasi yang berfokus pada kesetaraan gender untuk mengirimkan ide-ide paling berani dan paling inovatif mereka untuk menciptakan realitas ekonomi yang lebih adil bagi perempuan dan anak perempuan. Hari ini, Google.org mengumumkan 34 penerima dana Impact Challenge di 19 negara. Tanggapannya lebih besar daripada yang kami lihat untuk Impact Challenge Google.org lainnya. Sebanyak 7.800 pendaftar menunjukkan kepada kita bahwa sebagian besar organisasi ini berfokus pada empat bidang: Pengembangan Keterampilan & Peningkatan Karir, Kewirausahaan & Bisnis, Pendidikan, Kemandirian & Dukungan Finansial.
Kami sangat bangga bahwa The Asia Foundation adalah salah satu dari sembilan penerima terpilih dari Asia Pasifik. Mereka akan menerima dana USD 1 juta untuk meluncurkan proyek pemberdayaan pengelolaan hutan pertama untuk perempuan dan anak perempuan di Indonesia.
Margaretha Tri Wahyuningsih, Rahpriyanto Alam Surya Putra, Hana Satriyo dan Sandra Hamid dari The Asia Foundation di Jakarta.
Inisiatif mereka bertujuan untuk meningkatkan peluang ekonomi bagi 1.000 perempuan dan anak perempuan di Indonesia dengan membantu mereka mengamankan akses ke 25.500 hektar hutan dan lahan. Perempuan di masyarakat hutan lokal Indonesia menghadapi diskriminasi akibat faktor hukum dan sosial budaya yang mempersulit posisi mereka dalam hal hak kepemilikan tanah, mendapatkan akses terhadap sumber daya hutan, dan untuk turut serta dalam pembuatan keputusan.Hasilnya hanya 5% perempuan yang terwakili dalam Program Perhutanan Sosial (Social Forestry Program) pemerintah Indonesia - sebuah upaya nasional untuk memberikan tanggung jawab pengelolaan 12,7 juta hektar hutan kepada masyarakat lokal, yang saat ini secara signifikan didominasi laki-laki.
The Asia Foundation berencana untuk membantu lebih banyak perempuan Indonesia mengatasi hambatan ini dengan berfokus pada dua bidang melalui proyek ini. Pertama, mereka akan membekali dengan keterampilan dan sumber daya untuk menavigasi proses perizinan hutan kemasyarakatan. Kedua, The Asia Foundation akan membantu perempuan-perempuan ini mendapatkan peluang ekonomi dengan melibatkan mereka dalam pengembangan hasil hutan non-kayu dan menciptakan desa wisata.
Kami didorong oleh pendekatan inovatif yang diambil oleh organisasi seperti The Asia Foundation untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan, terutama komunitas yang terpinggirkan, memiliki dukungan yang tepat untuk berhasil, terutama di dunia pasca pandemi ini. Kami berharap dapat melanjutkan upaya kami dalam bekerja sama dengan komunitas dan mitra nirlaba yang lebih luas untuk membuat pemulihan ekonomi inklusif dan adil bagi semua.
Selamat kepada The Asia Foundation!