Peran Google Cloud dalam transformasi digital di industri penerbitan berita
Industri penerbitan berita sedang melalui masa transisi. Dalam dua tahun terakhir, jumlah pembaca media online meningkat hingga 200%. Selain itu, banyaknya merger dan akuisisi di seluruh dunia, serta sejumlah manuver besar di bidang audio, podcast, dan video, mendorong penerbit berita di Indonesia untuk segera melakukan digitalisasi.
Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud Indonesia, menyampaikan, “Kita bisa melihat perkembangan ekspektasi konsumen telah memunculkan medium dan format baru, membentuk perilaku baru di antara konsumen terkait akses dan monetisasi konten, serta mendorong penerbit berita untuk mencari sumber pendapatan baru.”
Dengan adanya pergeseran paradigma ini, penerbit berita perlu melakukan empat hal penting:
- Memahami kebutuhan baru para audiens dengan berlandaskan data
- Memperluas pilihan platform dan bentuk konten yang disajikan
- Meningkatkan fleksibilitas dan kegesitan dalam memanfaatkan berbagai model bisnis baru
- Terus berinovasi seiring dengan perubahan dunia
Di sini, transformasi digital memiliki peran penting. Perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital harus mulai berinvestasi dalam teknologi demi efisiensi jangka pendek maupun jangka panjang di seluruh aspek bisnis mereka. Transformasi digital berbasis cloud tidak hanya tentang mengubah infrastruktur back-end dan meningkatkan efisiensi operasional, melainkan juga menciptakan peluang pendapatan baru.
Google Cloud memiliki misi untuk mendukung organisasi berita untuk mentransformasi pengalaman audiens melalui inovasi dalam produksi, distribusi, engagement, dan monetisasi konten. Megawaty menjelaskan, “Agar siap menghadapi masa depan yang akan datang, penerbit berita harus sepenuhnya berbasis data. Artinya, mereka harus memadukan intelligence dan insight tentang konsumen dengan pemahaman yang lebih dalam akan konten. Ini bisa dilakukan melalui platform data yang komprehensif, kemudian dengan menerapkan artificial intelligence dan machine learning untuk menciptakan, mengotomatiskan, dan memberikan konteks pada pengalaman yang dipersonalisasi.”
Bagus Setiawan, Chief Technology Officer, detiknetwork, menjelaskan bahwa perusahaannya telah berkenalan dengan Google Cloud pada tahun 2020 dan saat ini masih menjalankan pendekatan hybrid, di mana mereka masih menggunakan software on premise, tetapi sudah menggunakan Google Cloud sebagai kemajuan teknologi. Ia mengatakan, “Di Google ada fitur yang bernama auto machine learning, di mana kita bisa memasukkan data yang dimiliki kedalamnya dan memberikan objektif kegunaannya. Ketika kami mencobanya di salah satu produk, fitur ini langsung membuatkan model yang bisa memprediksi pengguna anonimus kami secara demografi laki-laki atau perempuan dengan akurasi menyentuh angka 75-80%.”
Sementara itu, Reyno Andriano, Chief Technology Officer, KapanLagi Youniverse, yang telah memindahkan seluruh sistemnya ke Google Cloud sejak tahun 2021 bercerita, “Hal ini memudahkan kami untuk mengelola seluruh sistem dengan satu platform. Dengan beralih ke Google Cloud, kami seperti tidak memiliki batasan dalam berkreasi, kami sudah tidak memikirkan lagi masalah penyimpanan data. Saat ini, kalau ada divisi apapun, produk, editor, mau bikin sesuatu, ayo kita kerjakan bersama, tidak memikirkan limitasi lagi di setiap pekerjaan.”
Untuk mendengarkan lebih lanjut tentang peran Google Cloud dalam transformasi digital di industri penerbitan berita, serta pengalaman dari para penerbit berita dalam menggunakan Google Cloud, Anda dapat menyaksikan webinar Google for Media bertema “Macro-trends shaping the world of journalism and publishing” pada 19 April 2022 pukul 13.00-14.30 WIB di akun YouTube Google Indonesia.