Hari Lingkungan Hidup: Cara CROWDE menyejahterakan para petani Indonesia
Tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Indonesia yang merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup bekerja dalam sektor pertanian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, menunjukkan bahwa 29,59% tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian.
Salah satu startup Indonesia, CROWDE, fokus pada pemberdayaan petani dengan menyediakan akses modal kerja melalui platform pembiayaan untuk proyek pertanian, akuakultur, dan peternakan. Co-founder dan CEO Yohanes Sugihtononugroho menyampaikan, “Kami fokus pada solusi membuat para petani ini keluar dari kemiskinan, dan cara membantu mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.”
Pada tahun 2021, CROWDE berpartisipasi pada program Google for Startups Accelerator: Indonesia selama enam minggu. Pada program tersebut, sebanyak 8 founder startup, termasuk Yohanes, diberikan pelatihan mendalam dan workshop yang berfokus pada desain produk, akuisisi pengguna, dan pengembangan leadership bersama 47 mentor dari Google dan industri. Selain itu, program ini juga memfasilitasi peserta untuk terkoneksi ke 117 venture capital.
Misi CROWDE bagi ekosistem pertanian adalah menghubungkan petani dengan modal investasi. Hingga akhir tahun 2021, CROWDE telah memberikan bantuan non-tunai senilai Rp380 miliar dalam bentuk pupuk, benih, dan peralatan, serta pelatihan jangka panjang kepada puluhan ribu petani sejak 2017.
CROWDE mengambil pendekatan multi-cabang untuk membantu petani agar terhubung dengan investor dan pembeli. CROWDE juga membina hubungan dengan komunitas petani, pemerintah daerah, dan organisasi non-pemerintah untuk mendukung petani dengan budidaya, melatih petani dalam praktik pertanian berkelanjutan, dan memberikan referensi untuk kredibilitas petani.
CROWDE juga menyediakan modal ramah petani melalui investor individu, serta lembaga permodalan seperti bank, venture capital,untuk memungkinkan usaha pertanian mikro, kecil, dan menengah tumbuh, menciptakan lapangan kerja. Tim kepemimpinan CROWDE memiliki pengalaman menilai pembiayaan proyek pertanian dan mengelola risiko yang terkait dengan pertanian, sehingga memungkinkan mereka memberikan informasi yang cukup kepada investor untuk melakukan investasi yang terdidik.
Di hilir ketika petani sudah panen, perusahaan ritel modern, hotel, dan bisnis kuliner mitra CROWDE juga dapat membeli hasil panen langsung dari petani, dan memastikan akses ke pemasaran pasca panen. Yohanes menyampaikan, “Dana datang ke petani dalam bentuk pasokan seperti pupuk, bukan uang tunai, kami menghilangkan sifat uang, sehingga petani bisa fokus menanam.”
Pak Nunuk, Mitra Petani Cabai di Bogor mengatakan, “CROWDE memberikan akses permodalan dan pasar yang jelas, sehingga proses budidaya berjalan dengan lancar dan saya sudah mendapat kepastian kemana nantinya hasil panen akan dijual, sehingga bebas dari rasa khawatir."
Ada juga Kang Anas, Mitra Petani Cabai di Sukabumi menambahkan, “Bertani tanpa kepastian akses pasar cukup sulit, dan semenjak kami bermitra dengan CROWDE, tidak hanya saya diberikan akses baru untuk menjual hasil panen, tapi kami juga dilatih untuk berkomitmen lebih baik dalam bertani."
“CROWDE awalnya didirikan untuk membantu petani, tidak hanya memberikan akses yang lebih besar ke teknologi tetapi juga membantu memecahkan masalah keuangan. Kami bertujuan untuk membantu mereka mengakses pasokan yang lebih baik dan memastikan pertanian mereka berkelanjutan, dan proses ujung-ke-ujungnya terjamin. Saat ini kami telah membantu lebih dari 38.000 petani, dan dari 30 juta petani di Indonesia, ambisi kami adalah membantu setidaknya 3 juta petani di tahun-tahun mendatang,” tutup Yohanes.