Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Ancaman terhadap jurnalis dan bagaimana pelatihan GNI membantu mereka



”Tugas jurnalis itu berat dengan tingkat deadline yang tinggi. Terlebih tuntutan pekerjaan saat pandemi yang memicu level stres dan depresi bagi pemeriksa fakta semakin meningkat, bahkan ada yang mengaku merasa ingin melukai diri sendiri,” ungkap Ika Ningtyas, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen Indonesia.

Google, AJI Indonesia serta jurnalis dari Suara.com dan Kompas.com berbincang di sesi Google for Media tentang tantangan jurnalis di era digital pada 23 Agustus 2022. Pembahasan mulai dari upaya meningkatkan jurnalisme berkualitas melalui pelatihan cek fakta, tuntutan dan tekanan yang dialami di tengah proses liputan, hingga komitmen menyajikan pemberitaan yang mengutamakan kepentingan publik, terungkap dalam diskusi ini.

Turut dibahas pula perjalanan AJI membangun pengembangan kapasitas jurnalis dengan dukungan dari Google News Initiative Indonesia Training Network yang telah tumbuh secara signifikan sejak 2017 lalu, dan kini sudah melatih sekitar 27 ribu jurnalis dari 568 media di lebih dari 53 kota. Dua jurnalis juga membagikan kiat-kiat efektif cek fakta yang didapatkan dari pelatihan dan bagaimana amplifikasinya dalam memerangi hoaks dan misinformasi di Indonesia.

Pembicara "Five years of the GNI Indonesia Training Network"

“Tren misinformasi semakin berkembang di seluruh dunia dan kami berkomitmen mendorong pengembangan kapasitas jurnalis dalam memberantas hoaks melalui pelatihan cek fakta dengan materi dan tools yang lebih advanced,” kata Ika. “Selain jurnalis, kami juga menjangkau mahasiswa dan dosen di universitas untuk berpartisipasi dalam pelatihan ini. Ke depannya, kami juga berharap dapat menjangkau partisipan di wilayah terpencil di Indonesia.”

Terlepas dari pengadaan pelatihan cek fakta, GNI memiliki prospek untuk memberikan pendanaan yang meliputi tiga pilar, yaitu anti pelecehan, dukungan hukum, dan keamanan jurnalis. Hal ini sejalan dengan pengamatan dan inisiatif AJI terkait urgensi penanganan masalah kesehatan mental dan angka kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia yang meningkat sejak awal pandemi tahun 2020 lalu.

“Kami melihat dukungan tentang kesehatan mental pemeriksa fakta ini penting dengan beberapa dari mereka yang merasakan tekanan berlebih dan gejala depresi,” tutur Ika. “Selain itu, tingkat pendampingan hukum di daerah itu terjadi gap, misalnya untuk membantu jurnalis atau pemeriksa fakta yang mengalami kekerasan di lapangan, baik itu kekerasan fisik, kekerasan seksual, termasuk kriminalisasi dengan UU ITE.”

Pembicara "Five years of the GNI Indonesia Training Network"

Eviera Paramita Sandi, editor regional dari Suara.com yang saat ini berbasis di Denpasar, turut membagikan pengalaman setelah mengikuti beberapa pelatihan GNI termasuk workshop tahun 2018, Training of Trainers (ToT) tahun 2019 dan bulan Juli 2022 lalu. Ia juga menyuarakan pengamatannya terkait situasi jurnalistime di Indonesia, terlebih lagi dengan musim pemilihan umum 2024 yang sebentar lagi akan tiba dan rentan akan hoaks dan misinformasi.

“Sekarang ini tugas seorang jurnalis tidak hanya semakin besar, namun juga tanggung jawabnya, terkhusus dalam memverifikasi sebuah isu. Terlebih lagi dengan UU ITE yang saat ini menjadi momok bukan hanya kepada masyarakat, namun juga bagi jurnalis,” jelas Eviera. “Potensi konflik ataupun ancaman terhadap jurnalis menjelang Pemilu akan meningkat, dan sehubungan pula dengan tsunami informasi yang kemungkinan dapat kembali memecah belah masyarakat.”

Pembicara "Five years of the GNI Indonesia Training Network"

Ahmad Suudi, fact-checker di Kompas.com di Banyuwangi yang sebelumnya mengikuti pelatihan cek fakta tahun 2019 dan ToT bulan Januari 2022 lalu, juga menuturkan pendapatnya terkait tantangan bagi jurnalis, dan pemberitaan masif menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024.

“Saat ini saja kita sudah melihat banyaknya hoaks dan misinformasi, dan kita pun butuh persiapan yang lebih menjelang Pemilu 2024 nanti,” kata Suudi. “Bagi masyarakat, selain mengandalkan pemberitaan dari media yang kredibel, tapi juga semakin kritis dan melakukan verifikasi mandiri terlebih dahulu misalnya dengan reverse image search atau browsing di Google.”

Informasi selengkapnya dari sesi diskusi Google for Media ini dapat Anda dengarkan di kanal Instagram dan YouTube resmi Google Indonesia. Google for Media #10 akan hadir pada Februari 2023 mendatang.