Langsung ke konten utama
Indonesia Blog

Google Developer Student Clubs dorong generasi muda lahirkan solusi untuk berantas isu sosial di Indonesia



Sebagai negara berkembang, Indonesia masih memiliki banyak tantangan menyangkut kesejahteraan sosial dan ekonomi yang harus ditangani. Contohnya, sektor industri pertanian saat ini masih merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi Indonesia. Namun, hasil pertanian yang berlimpah ternyata masih diikuti tingginya angka food loss dan food waste yang terjadi di sejumlah daerah.

Setidaknya ini yang dirasakan salah satu peserta Google Developer Student Clubs (GDSC), Billy Haffas. Mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur ini lahir dan tumbuh di Banyuwangi. Ia melihat bagaimana daerahnya memiliki potensi tinggi sebagai pemasok buah naga terbesar di Indonesia, bahkan hingga skala internasional. Sayangnya, masih banyak petani yang membuang banyak hasil panen buah naga ke sungai karena kesulitan menjual buah yang tidak memenuhi kriteria standar penjualan. Hal ini menciptakan kesenjangan sosial yang tinggi diantara komunitas petani.

Logo Kinder

Sebagai solusi akan permasalahan sosial ini, Billy membentuk tim untuk mengembangkan Kinder, sebuah aplikasi untuk berdonasi makanan, khususnya makanan organik seperti buah dan sayur. Selain berdonasi para pengguna juga dapat menjual murah produk hasil panennya melalui aplikasi.

“Kinder hadir sebagai solusi dengan menyediakan fitur donasi dan jual murah hasil panen petani. Semoga Kinder dapat membantu petani mendapatkan pemasukan lebih untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Billy.

Tekat Billy untuk mengembangkan Kinder membuatnya antusias mengikuti Google Solution Challenge 2022 yang digelar universitasnya untuk menjadi bagian Google Developer Student Clubs.

Billy dan tim Kinder dalam sesi mentoring bersama Teresa Wu, VP engineer di J. P. Morgan

Billy dan tim Kinder dalam sesi mentoring bersama Teresa Wu, VP engineer di J. P. Morgan

“Menjadi bagian Google Developer Student Clubs memberi kesempatan bagi saya bertemu dengan Google Developer Expert dan mendapatkan workshop tentang Android juga pengetahuan teknis cara mengembangkan sebuah aplikasi,” terangnya. “Kami diajarkan cara mengembangkan sebuah produk serta saran untuk menyelesaikan kendala yang kami hadapi ketika mengembangkan Kinder.”

Melalui bimbingan dan semangat dari para mentor, Billy dan timnya akhirnya berhasil menyelesaikan pengembangan Kinder dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan. Tidak hanya itu, Kinder juga berhasil masuk ke dalam daftar 50 pemenang teratas tim global peserta Google Solution Challenge 2022.

Tahun lalu, Google Developer Student Clubs Indonesia mencatat angka yang luar biasa dengan menjangkau 45.220 mahasiswa dan melatihnya sebagai seorang developer. Awal Oktober nanti, Google Developer Student Clubs Summit akan diselenggarakan. Pada kesempatan ini, akan ada 73 perwakilan mahasiswa yang terpilih sebagai Google Developer Student Clubs Leads (GDSC Leads) dari 73 universitas yang berasal dari 27 kota di 19 provinsi di Indonesia.

Sebagai GDSC Leads, para mahasiswa bisa mendapatkan pelatihan dan akses ke platform GDSC Explore Machine Learning, GDSC Android Study Jams, dan GDSC Cloud Study Jams. Selain itu, mereka  akan mempelajari keterampilan kepemimpinan, public speaking, networking, kemampuan manajemen proyek dan komunitas untuk merencanakan dan menjalankan acara dan workshops Google Developer Student Clubs di universitas masing-masing.

Beberapa universitas teknologi terkemuka seperti Universitas BINUS, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga telah bergabung. Temukan daftar universitas lainnya di sini.