Memanfaatkan remix culture di YouTube untuk menjangkau Gen Z
Saat ini industri entertainment berevolusi dimana YouTube menjadi platform favorit terutama untuk Gen Z dalam memilih konten untuk ditonton, sehingga menghadirkan remix culture yaitu fenomena budaya yang bergerak dari format pendek ke format panjang.
Dalam menciptakan konten yang relevan bagi viewers, kita perlu memahami tren-tren kreativitas di YouTube antara lain:
Community creativity adalah apa yang terlihat ketika orang menciptakan budaya bersama, terkadang bahkan muncul di dunia nyata. Di Indonesia contohnya adalah Windah Basudara yang baru saja membuat live streaming Mabar untuk menggalang dana bagi pendidikan Amat Okkyboy dan anak-anak lainnya di bawah Yayasan Beasiswa 10.000. Mereka berhasil mengumpulkan 335 juta rupiah dalam waktu 3 jam!
Ini adalah salah satu bukti bahwa di generasi jaman sekarang ini, mereka akan mencurahkan waktu, perhatian, dan partisipasinya jika mereka menyukai sesuatu.
Sejak pandemi, anak muda memanfaatkan konten YouTube sebagai solusi untuk kecemasan dan trauma. Sebanyak 83% dari Gen Z menggunakan YouTube untuk menonton konten yang menenangkan dan untuk rileks. Seperti ASMR, contohnya video Tanboy Kun “Nasi Padang dengan McD Spicy Chicken” yang mendapatkan dua juta views hanya dalam sebulan.
Selain itu, walaupun kelihatannya bertentangan, konten horor seringkali menjadi semacam solusi untuk mengatasi kecemasan dan trauma. Lebih dari separuh Gen Z setuju bahwa konten horor online itu menarik bagi mereka. Saat ini kita melihat sebuah peningkatan drastis dramatis dalam konten horor, seperti channel Sara Wijayanto yang selalu menerima jumlah views yang tinggi bahkan trending diantara para kreator Indonesia.
YouTube mampu memenuhi kebutuhan emosional para viewer yang terus berubah mengikut perkembangan tren. YouTube juga memberikan ruang untuk konten kreator dan brand untuk menjadi sekreatif mungkin sesuai dengan apa yang diperlukan. Ini adalah Responsive Creativity.
Long + short
Seperti saat ini, 59% dari Gen Z telah menggunakan aplikasi video format pendek untuk menemukan konten yang kemudian mereka tonton lagi dalam format panjangnya. Dengan adanya format Live, format pendek, dan format panjang di YouTube, viewers dapat menavigasi trend dan konten fenomena budaya dengan lebih lancar. Dari situlah, YouTube melihat munculnya konten kreator multi-format, atau hybrid, mampu memberikan pengalaman konten terbaik seperti yang dilakukan oleh Putih Abu Abu.